loading...

Ceradolan Tablet

06:00
CERADOLAN® TABLET
Cefotiam 200 mg
Antibiotik Golongan Cephem (Sefalosporin) oral

Komposisi dan Deskripsi:
CERADOLAN tablet 200 mg adalah sediaan berupa tablet salut selaput berwarna kuning muda, mengandung Cefotiam Heksetil Dihidroklorida 292,6 mg (potensi) setara dengan Cefotiam 200 mg setiap tabletnya.

Cara Kerja Obat:
CERADOLAN tablet adalah prodrug Cefotiam, merupakan suatu antibiotik beta-laktam semi-sintetis yang bersifat bakterisid dan merupakan antibiotik sefalosporin generasi kedua. Mekanisme kerja CERADOLAN tablet adalah berdasarkan penghambatan sintesa dinding sel bakteri. CERADOLAN tablet tahan terhadap beta-laktamase. CERADOLAN tablet adalah suatu antibiotik berspektrum luas yang aktif terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif terutama terhadap Staphylococcussp., Streptococcus pneumoniae, Streptococcus sp.,(tidaktermasukenterokokus),Haemophyllusinfluenzae, Eschenchia coll, Klebsiella sp., Proteus mirabilis, Neisseria gonorrhoeae dan Branhamella (Moraxella) catarrhalis dan Citrobacter sp.
Penurunan aktifitas terhadap beta-laktamin dalam porsi yang berbeda-beda dan harus dihitung terutama untuk mengobati meningitis tergantung dari keadaan penyakitnya, dan untuk mengobati penyakit otitis media akut, dimana kesensitifan strain-strain dapat menurun sampai 20%.

Indikasi:
  • Untuk infeksi-infeksi yang disebabkan oleh kuman yang peka terhadap Cefotiam yaitu : Staphylococcus sp., Streptococcus sp. (tidak untuk enterokokus), Streptococcus pneumoniae, Neisseria gonorrhoeae, Branhamella catarrhalis, Escherichia c6IT, Citrobacter7 Klebsiella sp., Proteus mirabilis dan Haemophyllus influenzae.
  • Faringolaringitis, bronkitis akut, tonsilitis, bronkitis kronis, bronkiektasis (yang disertai dengan infeksi), infeksi sekunder yang disebabkan oleh penyakit-penyakit pada saluran pernapasan dan pneumoniae.
  • Pielonefritis, sistitis dan uretritis.
  • Folikulitis.aknepustulosa, furunkel.furunkulosis, karbunkel,erisipelas,sellulitis, limfangitis (limfadenitis), felon penonikia suppuratif (paronikia), abses subkutan, hidradenitis, infeksi ateroma dan abses perianal.
  • Mastitis dan infeksi superfisial sekunder yang disebabkan oleh trauma atau luka karena operasi.
  • Blefaritis, hordeolum, dakriosistitis, tarsadenitis dan ulkus korneal.
  • Otitis media dan sinusitis.

Dosis dan Cara Pemberian :
Untuk infeksi-infeksi di bawah ini: faringolaringitis, bronkitis akut, tonsilitis, pneumonia, pielonefritis, sistitis uretritis karena gonore, folikulitis, aknepustulosa, furunkel, furunkulosis, karbunkel,erisipelas,sellulitis,limfangitis (limfadenitis), felon, penonikia suppuratif (paronikia), abses subkutan, hidradenitis, infeksi ateroma, abses perianal mastitis, infeksi superfisial sekunder yang disebabkan oleh trauma atau luka karena operasi, blefaritis, hordeolum, dakriosistitis, tarsadenitis, ulkus korneal, otitis media dan sinusitis.
Dosis : 1 tablet, tiga kali sehari.
Untuk infeksi-infeksi seperti berikut : bronkitis, bronkiektasis (yang disertai dengan infeksi), infeksi sekunder yang disebabkan karena infeksi saluran pernafasan.
Dosis : 1 -2 tablet, tiga kali sehari.
Dosis dapat disesuaikan dengan umur dan keadaan pasien. Pada infeksi berat dosis perhari dapat ditingkatkan sampai 1200 mg, dibagi dalam 3 kali pemberian.
Untuk penderita yang mengalami kegagalan ginjal:
Bila "Creatinine clearance" lebih dari 20 ml/menit, tidak diperlukan penyesuaian dosis bila diberikan tidak lebih dari 400 mg/hari.

Perhatian :
  • Bila terjadi alergi, hentikan pengobatan.
  • Pemberian sefalosporin harus hati-hati, karena 5-10% dari pasien yang alergi terhadap penisilin juqa alergi terhadap sefalosporin.
  • Penggunaan sefalosporin untuk pasien yang sensitif terhadap penisilin harus dengan sangat hati-hati.
  • Antibiotik golongan sefalosporin tidak boleh diberikan pada pasien-pasien yang alergi terhadap sefalosporin.
  • Pada pemberian sefalosporin yang lain, potensial alergi terhadap beta-laktamin lain dapat terjadi karena kemungkinan terjadinya alergi silang (Cross allergy).
  • Reaksi hipersensitifitas (anafilaktik) yang disebabkan oleh kedua golongan produk ini berbahaya dan kadang-kadang fatal.
  • Kadang-kadang dan sangat jarang dapat terjadi pseudomembranous kolitis dengan pemberian beta-laktamin, hentikan pemberian obat dan lakukan tindakan yang sesuai.
  • CERADOLAN tablet ditelan dengan bantuan segelas air, dan diberikan sebelum makan untuk mencegah gangguan lambung.
  • Keamanan penggunaan pada wanita hamil belum ditetapkan, sehingga penggunaan pada wanita hamil atau diduga hamil diberikan hanya apabila keuntungan klinik melebihi resikonya.
  • Penderita atau orang tua ataupun saudara yang mempunyai riwayat penyakit alergi seperti asma bronkial, ruam kulit dan urtikaria.
  • Penderita dengan gangguan saluran pencernaan.
  • Penderita yang sedang menjalani puasa, penderita yang dalam masa perawatan dan pemberian makanan dilakukan dengan menggunakan suntikan, penderita tua atau dalam kondisi lemah. (Karena dapat menimbulkan gejala-gejala kekurangan vitamin K).
  • Masa menyusui: CERADOLAN tablet dapat melalui air susu ibu.
  • Keamanan penggunaan pada anak belum ditetapkan. 
Efek Samping:
  1. Syok : Pengawasan yang teliti harus dilakukan selama pengobatan dengan CERADOLAN tablet, karena pada kasus yang jarang syok dapat terjadi. Bila ada tanda-tanda yang tidak menyenangkan seperti perasaan abnormal di mulut, pernafasan yang berbunyi, pusing, terasa stimulasi pada pergerakan usus besar, tinitus, berkeringat, hentikan penggunaan obat.
  2. Hipersensitifitas : Jika ada tanda-tanda reaksi hipersensitifitas seperti ruam kulit, urtikaria eritema, gatal-gatal, demam, inflamasi pada kelenjar limfa, sakit sendi, dll. maka obat harus dihentikan dan pasien diberikan perawatan medis yang tepat.
  3. Darah : Pada kasus yang jarang, dapat terjadi eritropenia, leukopenia, trombositopenia, eosinofilia, granulositopenia dan hemolitik anemia.
  4. Hati: Peningkatan SGPT, SGOT, alkali P, LDH atau Y-GPT dan jaundice kadang-kadang dapat terjadi.
  5. Traktus gastrointestinalis : Kolitis yang berat dengan diare yang sangat berat disertai dengan panas, sakil perut, leukositosis dan feses yang mukus serta berdarah dengan pseudomembran yang terlihat dengan endoskopi telah dilaporkan dengan antibiotik cephem lain seperti cephalexin dan cephalotin natrium. Bila terjadi sakit perut dan diare yang sering, obat harus segera dihentikan dan pasien diberikan pengobatan medis yang tepat.
  6. Nausea, muntah, jantung berdebar, anoreksia, rasa tidak enak pada lambung, nyeri atau sembelit kadang-kadang dapat terjadi.
  7. Pergantian bakteri: Pada kasus yang jarang stomatitis dan kandidiasis dapat terjadi.
  8. Kulit: Kadang-kadang dapat terjadi gejala "muco cutaneo ocular" (Steven Johnson Syndrome) atau nekrosisepidermal (Lyell syndrome) maka harus dilakukan observasi yang baik dan bila terjadi gejala-gejala abnormal seperti di atas hentikan pengobatan dan lakukan tindakan yang sesuai.
  9. Ginjal: Peningkatan BUN, kreatinin dapat terjadi bila diberikan pada penderita yang mengalami gangguan ginjal, seperti gagal ginjal akut.
  10. Pernafasan : Pneumonia atau "Pulmonary infiltration with eosinofilia" yang diikuti dengan terjadinya demam, batuk dan dyspnea dan gambaran foto rontgen yang tidak normal dan eosinofilia kadang-kadang dapat terjadi, jika gejala-gejala ini terjadi, hentikan pengobatan dan lanjutkan pengobatan dengan pemberian hormon adrenokortikosteroid.
  11. Avitaminosis : Kadang-kadang dapat terjadi defisiensi vitamin K (hipoprotrombinemia, perdarahan dan lain lain) atau gejala defisiensi vitamin B (glossitis, stomatitis, anoreksia, neuritis dan lain-lain).
  12. Lain-lain : Pada kasus yang jarang, kelelahan, pusing, sakit kepala, baal, nyeri dada, lemas atau edema di wajah kadang-kadang dapat terjadi. 
Kontraindikasi:
  • Pasien yang hipersensitif terhadap antibiotik golongan sefalosporin.
  • Pasien gagal ginjal dengan creatinin clearance $ 20 ml/menit.
  • Pasien dengan penyakit hati. 
Interaksi Obat:
Peningkatan fungsi ginjal dapat terjadi dengan pemberian antibiotik golongan yang sama, terutama gabungan aminoglikosida dan diuretik kuat. Pemberian bersamaan dengan antasid (Aluminium dan Magnesium hidroksida atau H2 antagonis (ranitidin) tidak mempengaruhi absorpsi di lambung}.

Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar (25 - 30°C).

Tanggal Kadaluwarsa : 3 tahun. Setelah "seal" dibuka gunakan sesegera mungkin walaupun sebelum tanggal kadaluwarsa.

Kemasan : Box 20 Tablet (2 blister @ 10 tablet).
No. Reg. DKI9670700417A1.

Harus Dengan Resep Dokter
Dibuat oleh Choseido Pharmaceutical Co. Ltd, Jepang
Untuk Takeda Pharmaceutical Company Limited, Osaka, Jepang
Diimpor dan dikemas oleh PT. Takeda Indonesia, Bekasi, Indonesia

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔