KAPSUL LEPAS LAMBAT
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung:
Lepas cepat
Loratadin 5 mg
Pseudoefedrin HCl 60 mg
Lepas lambat
Pseudoefedrin HCl 60 mg
Farmakologi:
Loratadin merupakan suatu antihistamin trisiklik poten yang mempunyai masa kerja panjang dengan aktivitas antagonistik selektif pada reseptor H1 perifer. Pseudoefedrin (d-isoefedrin) adalah suatu stereo isomer efedrin. Bekerja sebagai obat simpatomimetik yang langsung merangsang reseptor adrenergik yang memberikan efek dekongestan. Dalam bentuk kapsul lepas lambat, masa kerja pseudoefedrin dapat berlangsung selama 12 jam atau lebih.
Indikasi:
Meringankan gejala-gejala yang berkaitan dengan rinitis alergika seperti: bersin-bersin, hidung tersumbat, rinorea dan rasa gatal di hidung. Obat ini dianjurkan bila kedua sifat antihistamin dari loratadin dan efek dekongestan dari pseudoefedrin dibutuhkan.
Kontraindikasi:
- Pemakaian obat simpatomimetik dikontraindikasikan pada penderita dengan penyakit kardiovaskular seperti: insufisiensi koroner, aritmia dan hipertensi berat.
- Penderita yang sedang diterapi dengan penghambat monoamin oksidase (MAO) atau dalam waktu sepuluh hari setelah menghentikan pengobatan ini dan pada pasien dengan glaukoma sudut sempit, retensi urin, hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat dan hipertiroidisme.
- Hipersensitivitas terhadap pseudoefedrin dan loratadin.
- Pemberian bersama ketokonazol dan derivat azol yang lain atau obat golongan makrolida.
- Pada kegagalan pernafasan.
- Pada mereka yang terbukti sensitif atau idiosinkrasi terhadap komponennya, pada preparat adrenergik atau lain yang memiliki struktur kimia yang serupa.
Dosis dewasa dan anak › 12 tahun: 1 kapsul setiap 12 jam.
Peringatan dan perhatian:
- Hati-hati digunakan pada penderita hipertensi dan diabetes melitus.
- Keamanan penggunaannya pada masa kehamilan belum dibuktikan, sebaiknya diberikan hanya bila keuntungan terapeutik lebih besar dari risiko yang mungkin timbul terhadap janin.
- Karena loratadin dan pseudoefedrin diekskresikan melalui air susu ibu, maka perlu hati-hati bila diberikan pada wanita menyusui. Simpatomimetik harus digunakan dengan hati-hati pada pasien yang sedang menerima digitalis.
- Simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi sistem saraf pusat (SSP), eksitabilitas, konvulsi dan atau kolaps kardiovaskular yang disertai hipotensi.
- Pada pasien berusia 60 tahun atau lebih, simpatomimetik juga lebih mungkin menyebabkan efek samping seperti halusinasi, konvulsi, depresi SSP dan kematian. Oleh karena itu, haruslah hati-hati bila memberikan suatu formulasi efek ulangan pada pasien usia lanjut.
- Harus dihindarkan pemakaian pada penderita dengan insufisiensi hati.
- Pada penderita dengan insufisiensi ginjal, (GFR ‹ 30 ml/menit) dosis awal harus diturunkan karena bersihan (clearance) loratadin dan pseudoefedrin akan menurun.
- Penyalahgunaan obat dan ketergantungan: tidak ada data yang menunjukkan adanya penyalahgunaan atau ketergantungan terhadap loratadin.
- Pseudoefedrin seperti halnya stimulan SSP lainnya, pernah disalahgunakan. Pada dosis tinggi, subyek biasanya mengalami suatu peningkatan suasana hati (mood), berkurangnya nafsu makan dan suatu perasaan meningkatnya energi fisik, kapasitas mental dan kewaspasdaan.
- Rasa cemas, iritabilitas dan lokualitas (banyak berceloteh) juga pernah dialami. Pemakaian terus menerus dari semua stimulan SSP mengakibatkan toleransi. Peningkatan dosis pada akhirnya menyebabkan toksisitas depresi dapat terjadi setelah penghentian obat secara cepat.
- Pemakaian anak: keamanan dan khasiat pada anak-anak berusia ‹12 tahun belum ditetapkan.
- Simpatomimetik harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan glaukoma, tukak lambung stenosis, obstruksi piloroduodenal, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung kemih, penyakit kardiovaskular, meningkatnya tekanan intraokular.
- Gangguan saluran cerna: anoreksia, mual, muntah, sakit perut dan mulut kering.
- Kardiovaskular: palpitasi, takikardia dan ekstrasistol.
- Efek samping lain yang pernah dilaporkan adalah nyeri abdomen dan dispepsia, alopesia, reaksi anafilaksis, angioedema, aritmia jantung, bronkospasme, gangguan mood, konvulsi, depresi, pusing, sakit kepala, insomnia, ikterus, gangguan fungsi hati termasuk peningkatan transaminase, gangguan haid, nyeri muskuloskeletai, nightmare, rash, keringat dingin, tremor dan gangguan visual.
Interaksi obat:
- Pemberian obat simpatomimetik pada penderita yang menerima monoamin oksidase dapat menimbulkan krisis hipertensi.
- Antasid meningkatkan kecepatan absorpsi pseudoefedrin tetapi sebaliknya kaolin menurunkannya.
- Bila diberikan bersama-sama dengan alkohol, loratadin tidak memiliki efek yang mempotensiasikan seperti yang diukur dengan studi tampilan psikomotor.
- Efek antihipertensi dari metildopa, mecamylamine, reserpin dan alkaloida veratrum dapat dikurangi oleh simpatomimetik. Preparat penghambat beta adrenergik juga dapat berinteraksi dengan simpatomimetik.
- Peningkatan aktivitas pacemaker ektopik dapat terjadi bila pseudoefedrin digunakan bersama-sama dengan digitalis.
Kemasan dan nomor registrasi:
Kotak, 5 blister @ 10 kapsul, DKL9905028303A1
Merek Daftar R No.: 463090
HARUS DENGAN RESEP DOKTER.
SIMPAN PADA SUHU DI BAWAH 30°C. TERLINDUNG DARI CAHAYA.
Dibuat oleh:
PT FERRON PAR PHARMACEUTICALS
CIKARANG-INDONESIA
Untuk:
Dexa Medica
JL. BAMBANG UTOYO 138
PALEMBANG-INDONESIA
3 Komentar
oh ini obat rhinos, baru kenal dikasih dokter tadi..
Balasterima kasih infonya
Salam kenal..
Balassemoga sukses selalu ya..
Kalau untuk ibu hamil yg bru 1-2 minggu boleh ga ya minum rhinos sr ini?? Banyak yg blg klw obat ini ampuh u/ menyembuhkan flu ;)
BalasPenulisan markup di komentar