loading...

Cortamine Tablet, Sirop

11:30
CORTAMINE®
TABLET - SIROP

KOMPOSISI:

CORTAMINE® Tablet
Tiap tablet mengandung:
Betamethasone0.25mg
Dexchlorpheniramine maleate2mg

CORTAMINE® Sirop
Tiap sendok takar (5 ml) mengandung:
Betamethasone0.25mg
Dexchlorpheniramine maleate2mg

CARA KERJA OBAT:
Betamethasone adalah glukokortikoid sintetik yang mempunyai efek sebagai anti-inflamasi dan imunosupresan. Karena efek retensi natriumnya (sifat mineralokortikosteroid) sangat sedikit, maka bila digunakan untuk pengobatan insufisiensi adrenokortikal, Betamethasone harus dikombinasikan dengan suatu mineralokortikoid. Efek anti-inflamasi terjadi karena Betamethasone menstabilkan leukosit lisosomal, mencegah pelepasan hidrolase perusak asam dari leukosit, menghambat akumulasi makrofag pada daerah radang, mengurangi daya pelekatan leukosit pada kapiler endothelium, mengurangi permeabilitas dinding kapiler dan terjadinya edema, melawan aktivitas histamin dan pelepasan kinin dari substrat, mengurangi proliferasi fibroblast, mengendapkan kolagen dan mekanisme lainnya. Durasi aktivitas anti-inflamasi sejalan dengan durasi penekanan HPA (Hipotalamik-Pituitari-Adrenal) axis. Obat dapat mengurangi aktivitas dan volume limfatik, menghasilkan limfositopenia, menurunkan konsentrasi imunologi, reaktivitas jaringan, interaksi antigen-antibodi sehingga menekan respon imun. Betamethasone juga menstimulasi sel-sel eritroid dari sumsum tulang, memperpanjang masa hidup eritrosit dan platelet darah, menghasilkan neutrofilia dan eosinopenia, meningkatkan katabolisme protein, glukoneogenesis dan penyebaran kembali lemak dari perifer ke daerah pusat tubuh. Juga mengurangi absorpsi intestinal dan menambah ekskresi kalsium melalui ginjal.
Dexchlorpheniramine maleate adalah antihistamin derivat propilamin. Dexchlorpheniramine menghambat aksi farmakologis histamin secara kompetitif (antagonis histamin reseptor H1

INDIKASI:
Alergi yang membutuhkan terapi dengan kortikosteroid.


KONTRAINDIKASI:
  • Penderita yang hipersensitif terhadap setiap komponen obat ini, atau obat-obat lain dengan struktur kimia serupa
  • Bayi baru lahir dan prematur.
  • Pasien dengan infeksi jamur sistemik.
  • Pasien yang sedang mendapatkan terapi penghambat monoamin oksidase (MAO).

EFEK SAMPING:
Pasien harus diawasi terhadap kemungkinan timbulnya efek samping kortikosteroid.
  • Cairan dan elektrolit: retensi natrium, retensi cairan, kegagalan jantung kongestif, kehilangan kalium, alkalosis hipokalemik, hipertensi.
  • Saluran pencernaan: ulkus peptik, pankreatitis, distensi abdominal, esofagitis erosif.
  • Endokrin: ketidakteraturan menstruasi, keadaan cushingoid, hambatan pertumbuhan pada anak-anak, toleransi karbohidrat menurun, manifestasi diabetes mellitus laten, peningkatan kebutuhan insulin atau obat antidiabetik pada pasien diabetes.
  • Metabolisme: hiperglikemia, glikosuria dan keseimbangan nitrogen negatif akibat katabolisme protein
  • Lain-lain: osteoporosis. berkurangnya massa otot, tromboflebitis, memperjelas atau menutupi gejala infeksi.
  • Efek samping antihistamin yang paling sering berupa: rasa kantuk ringan sampai sedang, reaksi pada sistem kardiovaskular, hematologik, neurologik, gastrointestinal, urogenital dan pernafasan.
  • Efek samping umum berupa ruam, urtikaria, renjatan anafilaktik, fotosensitivitas, perspirasi berlebihan, demam, mulut hidung dan tenggorokan kering.

PERINGATAN / PERHATIAN:
Betamethasone :
  • Penggunaan kortikosteroid jangka panjang sebaiknya dihindari. Penurunan dosis yang bertahap harus dilakukan sebelum pengobatan dihentikan.
  • Kortikosteroid dapat menutupi tanda-tanda infeksi. Penggunaan dalam jangka panjang dapat meningkatkan infeksi sekunder akibat jamur atau virus.
  • Jangan memberi imunisasi pada penderita yang sedang mendapat terapi kortikosteroid.
  • Setelah penghentian pada terapi jangka panjang atau dosis tinggi, mungkin perlu pemantauan selama sampai setahun.
  • Insufisiensi adrenokortikal sekunder yang diinduksi obat dapat diakibatkan terlalu cepatnya penghentian terapi, dapat diperkecil dengan penurunan dosis bertahap.
  • Efek kortikosteroid dapat meningkatpada penderita dengan hipertiroidisme atau sirosis.
  • Hati-hati penggunaan pada penderita herpes simpleks okuler, kolitis ulseratif nonspesifik bila ada kemungkinan akan terjadi perforasi, abses atau infeksi piogenik lain, divertikulitis, anastomosis intestinal segar, tukak peptik aktif atau laten, insufisiensi ginjal, hipertensi, osteoporosis dan miastenia gravis.
  • Kortikosteroid dapat memperburuk instabilitas emosional atau tendensi psikotik yang telah ada. Karena komplikasi tergantung pada besar dosis dan lama terapi, harus dibuat ketegasan resiko dan manfaatnya.
  • Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan pada saraf optik dan dapat meningkatkan terjadinya infeksi mata sekunder karena jamur dan virus
  • Dengan terapi kortikosteroid dapat dipertimbangkan diet pembatasan garam dan suplementasi kalium. Semua kortikosteroid meningkatkan ekskresi kalium.
  • Hindari penggunaan pada penderita chickenpox atau campak (terutama pada anak-anak).
  • Pada penderita tuberkulosa aktif, terapi kortikosteroid harus dibatasi pada kasus-kasus tuberkulosa fulminant atau diseminata, dimana digunakan bersamaan dengan antituberkulosa yang sesuai. Dapat terjadi reaktif tuberkulosa laten, pasien-pasien ini harus menerima kemoprofilaksis selama terapi kortikosteroid jangka panjang.
  • Kortikosteroid dapat menghambat pertumbuhan dan produksi kortikosteroid pada anak-anak. 
Dexchlorpheniramine maleate:
  • Hati-hati penggunaan pada penderita glaukoma sudut sempit, ulkus peptik stenosis, obstruksi piloroduodenal, hipertrofi prostat atau obstruksi leher buli-buli, penyakit jantung termasuk hipertensi, peningkatan tekanan intraokular atau hipertiroidisme. Peringatan juga untuk penderita yang membutuhkan kewaspadaan mental dalam pekerjaan (misal: mengemudi).
  • Penggunaan pada wanita hamil dan menyusui: karena penelitian reproduksi manusia yang memadai belum dilakukan dengan kortikosteroid, maka penggunaan pada wanita hamil/diduga hamil serta wanita yang sedang menyusui, dianjurkan dipertimbangkan manfaat dibanding potensi resikonya. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang mendapat kortikosteroid selama kehamilan harus diobservasi kemungkinan hipoadrenalisme
  • Penggunaan pada anak-anak: efektifitas dan keamanan penggunaan pada anak usia di bawah 2 tahun belum diketahui.
  • Penggunaan pada usia lanjut: penggunaan Dexchlorpheniramine maleate pada penderita di atas 60 tahun dapat menyebabkan sedasi, hipotensi dan pusing.

INTERAKSI OBAT:
  • Penggunaan bersama dengan Phenobarbital, Phenytom. Rifampicin, atau Ephedrine dapat meningkatkan metabolisme kortikosteroid.
  • Penggunaan bersama kortikosteroid dengan diuretika yang menguras kalium dapat meningkatkan hipokalemia
  • Penggunaan bersama kortikosteroid dengan glikosida jantung dapat meningkatkan kemungkinan aritmia dan toksisitas digitalis yang berkaitan dengan hipokalemia.
  • Penggunaan bersama kortikosteroid dengan antikoagulan tipe coumarin dapat meningkatkan atau mengurangi efek antikoagulan.
  • Efek gabungan dari obat-obat antiinflamasi non-kortikosteroid atau alkohol dengan glukokortikoid dapat meningkatkan terjadinya atau bertambah beratnya ulserasi gastrointestinal.
  • Kortikosteroid dapat mengurangi kadar salisitat dalam darah, hati-hati pemakaian Acetylsalicylic acid bersama kortikosteroid pada hipoprotrombinemia.
  • Penghambat monoamin oksidase (MAO) memperpanjang dan memperbesar efek antihistamin, dapat terjadi hipotensi berat.
  • Penggunaan bersama dengan alkohol, antidepresan trisiklik, barbiturat, atau depresan SSP lainnya dapat mempotensiasi efek sedatif dari Dexchlorpheniramine
  • Kerja dari antikoagulan oral dapat dihambat oleh antihistamin.
  • Penggunaan kortikosteroid bersamaan dengan antidiabetik memerlukan penyesuaian dosis antidiabetik.
  • Penggunaan kortikosteroid mempengaruhi uji nitro-blue tetrazolium untuk infeksi bakterial dan menyebabkan hasil negatif-semu.
  • Penggunaan kortikosteroid bersamaan dengan Amphotericin B juga dapat meningkatkan hipokalemia.

ATURAN PAKAI:
Dosis lazim:
Dosis dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun:
1 tablet atau 1 sendok takar setiap 4 - 6 jam, tidak lebih dari 6 tablet atau 6 sendok takar sehari.

Dosis anak-anak 6 - 12 tahun:
½ tablet atau ½ sendok takar setiap 4 - 6 jam, tidak lebih dari 3 tablet atau 3 sendok takar sehari.

Dosis anak-anak 2 - 6 tahun:
¼ sendok takar setiap 4 - 6 jam, tidak lebih dari 1½ sendok takar sehari.

Untuk bayi dan anak-anak dosis lebih tepat didasarkan pada respon dan parahnya penyakit daripada ditentukan oleh umur, berat badan atau luas permukaan tubuh. Obat sebaiknya diberikan bersamaan dengan makanan atau minum susu untuk mengurangi efek samping pada lambung - usus.
Dosis tergantung pada kondisi dan respon penderita; bila reaksi yang memuaskan telah didapat, dosis harus dikurangi sedikit demi sedikit sampai tingkat paling rendah dalam memberi respon klinik yang memadai secara tetap. Pengobatan harus dihentikan sesegera mungkin.
Penderita harus selalu dimonitor terhadap tanda-tanda bahwa penyesuaian dosis diperlukan, seperti bertambah ringan atau parahnya penyakit serta ada tidaknya stress (pembedahan, infeksi, trauma) Pada terapi jangka panjang pengobatan harus dihentikan secara bertahap. Sebelum terapi jangka panjang penderita harus terlebih dahulu diperiksa EKG, tekanan darah, radiograf dada dan spinal, tes gula dan fungsi HPA-axis. Juga radiograf lambung-usus untuk penderita yang mudah kena gangguan lambung-usus. Selama terapi jangka panjang: tinggi, berat, radiograf dada dan spinal, hematopoietik, elektrolit, toleransi glukosa, tekanan darah dan okular harus dievaluasi secara periodik.

KEMASAN:
CORTAMINE® Tablet
Dus berisi 5 strip@ 10 tablet
Reg.No.: DKL0817623310A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER 

SIMPAN DI BAWAH 30°C 
TERLINDUNG DARI CAHAYA

CORTAMINE® Sirop
Botol berisi 60 ml netto dilengkapi dengan sendok takar
Reg.No.: DKL0717622537A1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER 

SIMPAN DI BAWAH 30°C 
TERLINDUNG DARI CAHAYA

JANGAN DISIMPAN DALAM LEMARI PEMBEKU

Diproduksi oleh:
PT. Interbat
JI. H.R.M. Mangundiprojo no. 1
Buduran, Sidoarjo-61252
Jawa Timur, Indonesia

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔