loading...

Methylprednisolone

11:30
METHYLPREDNISOLONE

KOMPOSISI:
Methylprednisolone - 4
Tiap tablet mengandung: 6 α - methylprednisolone 4 mg

Methylprednisolone - 8
Tiap tablet mengandung: 6 α - methylprednisolone 8 mg

Methylprednisolone - 16
Tiap tablet mengendung: 6 α - methylprednisolone 16 mg

Methylprednisolone Sodium Succinata Serbuk Injeksi - 125 mg
Tiap vial mengandung Methylprednisolone sodium succinata setara dengan Methylprednisolone 125 mg

FARMAKOLOGI:
6 α - methylprednisolone merupakan glukokortikoteroid sintetik turunan prednisolone yang memiliki efek kerja dan penggunaan yang sama seperti senyawa induknya tetapi hampir tidak atau hanya sedikit menyebabkan retensi natrium dibanding glukokortikosteroid lainnya.
6 α - methylprednisolone memiliki efek antiinflamasi yang kuat. Pada pemberian secara oral, 6 α - methylprednisolone diabsorbsi dengan baik dan dimetabolisme di hati. Lama kerjanya sedang. Kadar puncak dicapai dalam waktu 1-2 jam, waktu paruh eliminasi sekitar 2,5 jam, Ikatan proteinnya adalah 77% dan volume distribusi 1-2,5 L/kg.


POSOLOGI:
Sediaan Tablet
  • Dewasa: Initial dosis bervariasi antara 4-48 mg perhari tergantung pada jenis dan beratnya penyakit serta respon penderita. Bila telah diperoleh efek terapi yang memuaskan, dosis harus diturunkan sampai dosis efektif minimum pemeliharaan
    • Pada situasi klinik yang memerlukan methylprednisolone dosis tinggi termasuk multiple sklerosis: 160 mg/hari selama 1 minggu dilanjutkan menjadi 64 mg/hari selama 1 bulan menunjukkan hasil tes yang efektif. Jika selama periode terapi yang wajar namun respon yang diharapkan tidak tercapai, hentikan segera pengobatan dan berikan terapi yang sesuai. Setelah pemberian obat dalam jangka panjang, penghentian obat sebaiknya dilakukan secara bertahap.
    • Pemberian obat secara ADT (Alternate-day Therapy) adalah dosis regimen untuk 2 hari diberikan dalam dosis tunggal pada pagi hari (obat diberikan tiap 2 hari sekali). Tujuan dari terapi ini untuk meningkatkan farmakologi pasien terhadap pemberian dosis jangka panjang (long-term pharmacologic dose) untuk mengurangi efek-efek yang tidak diharapkan termasuk supresi pituitary adrenal, keadaan Cushimgosid symptom penurunan kortikosteroid dan supresi pertumbuhan anak
  • Usia lanjut: pengobatan pada usia lanjut, khususnya dalam jangka panjang harus direncanakan terlebih dahulu mengingat risiko yang besar dari efek-efek samping kortikosteroid pada usia lanjut (khususnya osteoporosis, diabetes, hipertensi, rentan terhadap infeksi serta penipisan kulit
  • Anak-anak (‹ 12 tahun): Dosis umum pada anak-anak harus didasarkan pada respon klinik serta kebijakan dokter klinis. Pengobatan harus dibatasi pada dosis minimum dengan periode yang pendek. Jika memungkinkan harus diberikan dalam dosis tunggal secara ADT.

Sediaan Injeksi
  • Dewasa: Secara IM atau IV 10 - 40 mg (base), diulang sesuai keperluan
    • Untuk dosis tinggi (pulse therapy): Intravena, 30 mg (base) per kg berat badan diberikan sekurang-kurangnya 30 menit. Dosis dapat diulangi setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
    • Untuk eksaserbasi akut pada sklerosis ganda: intramuskular atau intravena, 160 mg (base) per hari selama 1 minggu, diikuti dengan 64 mg setiap hari selama 1 bulan.
    • Untuk pengobatan luka tulang punggung akut: intravena 30 mg (base) per kg berat badan diberikan selama 15 menit, diikuti dengan 45 menit infus, 5,4 mg per kg berat badan per jam selama 23 jam.
    • Untuk pengobatan tambahan pada AIDS yang berhubungan dengan Pneumocystis carinii: intravena 30 mg (base) dua kali sehari pada hari pertama sampai kelima, 30 mg sekali sehari pada hari keenam sampai kesepuluh, 15 mg sekali sehari pada hari kesebelas sampai dua puluh satu.
  • Bayi dan anak-anak :
    • Insufisiensi adrenokortikal : intramuskular, 117 mikrogram (0,117 mg) base per kg berat badan atau 3,33 mg (base) per meter persegi permukaan tubuh sehari (dalam dosis terbagi tiga) setiap hari ke tiga, atau 39 sampai 58,5 μg (0,039 - 0,0585 mg) (base) per kg berat badan atau 1,11 sampai 1,66 mg (base) permeter persegi permukaan tubuh sekali sehari.
    • Untuk pengobatan luka tulang punggung akut: intravena, 30 mg/base) per kg berat badan diberikan selama 15 menit, diikuti selama 45 menit dengan infus, 5,4 mg per kg berat badan per jam, selama 23 jam.
    • Indikasi lain: intramuskular, 139 - 835 mikrogram (0,139 - 0,835 mg) (base) per kg berat badan atau 4,16 - 25 mg (base) per meter persegi permukaan tubuh setiap 12 sampai 24 jam.
    • Untuk pengobatan tambahan pada AIDS yang berhubungan dengan Pneumocystis carinii: anak-anak berusia 13 tahun atau kurang: dosis belum ditentukan secara pasti. Anak-anak berusia lebih dari 13 tahun: sama dengan dosis dewasa.

INDIKASI:
Keadaan dimana dibutuhkan pengobatan glukokortikosteroid seperti:
  • Gangguan endokrin: insufisiensi adrenal sekundar dan primer, congenital adrenal hyperplasia.
  • Gangguan reumatik: rheumatoid arthritis, juvenile chronic arthritis, ankylosing spondylitis.
  • Gangguan kulit: pemphigus vulgaris.
  • Gangguan arteritis/kolagen : systemic lupus erythematosus, systemic dermatomyositis, acute rheumatic carditis.
  • Gangguan alerginisitas : perenial alergi rhinitis; reaksi hipersensitifitas obat, serum sickness, dermatitis alergi kontak dan asma bronkial.
  • Gangguan pada mata : anterior uveitis, posterior uveitis, postarior uvetis. Optic neuritis.
  • Gangguan saluran pemapasan: sacroid pulmonary, berylliosis, aspiration pneumonitis.
  • Gangguan hematologik : idiopatik trombositopenia purpura (pada orang dewasa), trombositopenia sekunder (pada orang dewasa), acquired (autoimmune) haemolytic anemia dan erythroblastopenia.
  • Gangguan neoplastik : Leukemia dan lymphoma (pada orang dewasa). Leukemia akut (pada anak-anak).
  • Lain-lain: kolitis ulseratif dan eksaserbasi akut dari multiple sclerosis, supresi imun respon setelah transplantasi.

KONTRAINDIKASI:
  • Infeksi jamur sistemik
  • Tuberkulosis (kecuali jenis fulminan/ disceminata)
  • Vaksinea/ varicella, keratis herpes simpleks.
  • Pemberian kortekosteroid jangka panjang merupakan kontraindikasi pada ulkus duodenum dan ulkus peptikum, osteoporosis berat, riwayat penyakit jiwa.
  • Penderita yang baru di vaksinasi.

EFEK SAMPING:
Pemberian jangka pendek jarang timbul efek samping.
Pemberian jangka lama/dosis besar kemungkinan timbul efek samping a.l. : moon face, penimbunan lemak di bagian tubuh tertentu, gangguan elektrolit dan cairan tubuh, kelemahan otot, resistensi terhadap infeksi menurun, hipertensi, katarak, tukak lambung, perlambatan penyembuhan luka, gangguan pertumbuhan pada anak-anak, insufisiensi adrenal, bertambah beratnya gagal jantung kongesif, sindrom cushing.
Pada pasien yang sensitif dapat juga timbul gangguan menstruasi, manifestasi diabetes laten, gangguan metabolisme protein dan osteoporosis.


INTERAKSI OBAT
Pemberian Methylprednisolone bersama:
  • Glikosida jantung: dapat meningkatkan efek glikosida jantung
  • Diuretik: dapat meningkatkan eksresi kalium
  • Anti diuretik oral dan derivat kumarin : efek ke 2 obat berkurang
  • Rifampisin, fenitoin dan barbiturat: efek Methylprednisolone menurun
  • Golongan NSAID : dapat meningkatkan efek samping perdarahan saluran cerna.
  • Penggunaan bersamaan dengan Siklosporin dapat meningkatkan efek penghambatan metabolisme dan terjadinya konvulsi.
  • Penggunaan bersamaan dengan Troleandomisin dan Ketokonazol dapat menghambat metabolisme dan menurunkan bersihan kortikosteroid, tetapi penyesuaian dosis harus dilakukan untuk menghindari toksisitas steroid.
  • Penggunaan Methylprednisolone dapat meningkatkan bersihan / klirens kronik dari Acetosal dosis tinggi, sehingga menurunkan kadar serum salisilat. Penggunaan harus diawasi pada penderita hipotrombinemia
  • Penggunaan bersamaan dengan antikoagulan memberikan efek bervariasi, umumnya dapat menurunkan efek antikoagulan
  • Pernah dilaporkan steroid berinteraksi dengan neuromuscular blocking agent (seperti Pancuronim) dengan reversi parsial dari blok neuromuscular
  • Steroid dapat mengurangi efek antikolinesterase pada myasthenia gravis. Efek yang diharapkan dari senyawa hipoglikemik (termasuk insulin), antihipertensi, diuretik antagonis dengan kortikosteroid, dan efek hipokalemia dari Azetazolamida, loop-diuretic, thiazide-diuretic, serta Karbenoxolone meningkat.

PERINGATAN DAN PERHATIAN
  • Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui, kecuali manfaatnya melebihi efek samping potensial
  • Tidak dianjurkan untuk bayi dan anak-anak, karena penggunaan jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
  • Pemakaian jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi
  • Pada pemakaian jangka panjang (lebih dari 1-2 minggu) penghentian pemberian obat harus dilakukan secara bertahap.
  • Pemberian obat ini dapat menyamarkan tanda-tanda infeksi.
  • Perlu juga diperbaiki timbulnya perubahan psikis serta kecenderungan munculnya reaksi psikotik
  • Hati-hati penggunaan pada penderita dengan riwayat hipertensi, tukak lambung, diabetes, osteoporosis, divertikulitis, fresh intestinal anastomoses, gagal jantung kongesif dan insufisiensi ginjal.
  • Penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan pada bayi, anak-anak dan remaja. Bila diperlukan penggunaan kortikosteroid pada pasien usia tersebut, gunakan dengan dosis minimum dan waktu sesingkat mungkin.
  • Penggunaan kortikosteroid pada pasien tuberkulosa laten atau tuberkulin reactivity perlu disertai pengawasan yang teliti sebagai antisipasi terjadinya pengaktifan kembali penyakit yang dapat terjadi.
  • Tidak dianjurkan penggunaan pada penderita ocular herpes simplex, karena memungkinkan dapat terjadi perforasi korneal.
  • Penderita dalam keadaan stress memerlukan dosis yang lebih tinggi.
  • Pemberian dalam jangka panjang dapat menyebabkan katarak sub kapsular posterior, glaucoma dan infeksi ocular sekunder yang berhubungan dengan virus dan jamur.
  • Penggunaan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, retensi garam dan air, peningkatan ekskresi kalsium dan kalium, serta penurunan daya tahan tubuh terhadap infeksi bakteri, virus dan jamur.
  • Penderita yang mendapat terapi Methylprednisolone jangan diberikan vaksinasi cacar. Begitu juga vaksinasi lain hendaknya tidak diberikan pada pasien yang mendapat terapi methylprednisolone dosis tinggi karena memungkinkan bahaya dari komplikasi neurologik dan berkurangnya respon antibodi.

Cara penyimpanan:
Simpan di bawah suhu 30°C, dan terlindung dari cahaya.
Sesudah rekonstitusi simpan pada suhu antara 15-30°C. Gunakan larutan sebelum 48 jam setelah direkonstitusi.

Cara Melarutkan serbuk Injeksi:
Rekonstitusi serbuk dengan larutan injeksi yang telah disediakan (mengandung benzil alkohol 0,9%)

KEMASAN
Methylprednisolone -  4 mg: Dus, 10 Strip @ 10 tablet, No.Reg : GKL1213707010A1
Methylprednisolone -  8 mg: Dus, 10 Strip @ 10 tablet, No.Reg : GKL1213707010B1
Methylprednisolone -16 mg: Dus, 10 Strip @ 10 tablet, No.Reg : GKL1213707010C1

Diproduksi oleh:
PT. MAHAKAM BETA FARMA
Jakarta - Indonesia

METHYLPREDNISOLONE INJEKSI 125 mg :
Dus, Vial @ 125 mg + 1 ampul pelarut @ 2 ml
No. Reg: GKL1413708144A1

Diproduksi oleh:
PT. Phapros
Semarang - Indonesia

Untuk:
PT. MAHAKAM BETA FARMA
Jakarta - Indonesia

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

PT. Mahakam Beta Farma
Jl. Pulokambing II No. 20
Kawasan Industri Pulogadung
Jakarta timur - Indonesia

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔