loading...

Blopress

12:00
TABLET BLOPRESS®
8 mg dan 16 mg
CANDESARTAN CILEXETIL

KOMPOSISI
Tablet Blopress 8 mg:
Tablet berbentuk bulat bergaris belah pada satu sisinya, berwarna merah muda pucat, mengandung candesartan cilexetil 8 mg.

Tablet Blopress 16 mg:
Tablet berbentuk bulat, berwarna merah muda, tanpa garis belah pada kedua sisi, mengandung candesartan cilexetil 16 mg,

FARMAKOLOGI
Angiotensin II adalah hormon vasoaktif utama pada sistim renin-angiotensin aldosteron dan sangat berperan pada patofisiologi hipertensi, gagal jantung dan gangguan kardiovaskuler lain. Angiotensin II Juga berperan penting pada patogenesis kerusakan dan hipertropi organ target.
Efek fisiologi utama dari angiotensin II seperti vasokonstriksi, perangsangan aldosteron, pengaturan homeostatis air dan garam, dan perangsangan pertumbuhan sel adalah melalui reseptor tipe I (AT1).
Blopress adalah prodrug yang digunakan per oral. Prodrug tersebut berubah menjadi bentuk aktifnya yaitu candesartan sewaktu diabsorpsi di saluran pencernaan dengan mengalami hidrolisa ester. Blopress adalah antagonis reseptor angiotensin II, yang selektif terhadap reseptor AT1, ikatannya sangat kuat dan terlepas dari reseptor secara perlahan-lahan. Candesartan tidak mempunyai efek agonis.
Candesartan tidak menghambat ACE yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II dan mengubah bradikinin. Tidak mempengaruhi ACE dan tidak ada efek potensiasi terhadap bradikinin atau substansi P. Pada percobaan klinis terkontrol yang membandingkan Blopress dengan ACE-inhibitors, frekuensi batuk lebih rendah pada pasien yang menerima Blopress. Candesartan tidak berikatan atau menghambat reseptor hormon lain atau saluran ion yang diketahui penting dalam pengaturan kardiovaskuler.

Hipertensi
Pada hipertensi, penurunan tekanan darah oleh Blopress dipengaruhi oleh dosis yang diberikan. Efek antihipertensi disebabkan oleh menurunnya resistensi sistemik perifer, tanpa mempengaruhi denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung. Tidak dijumpai adanya tanda-tanda "first dose hypotension" atau "rebound effect" setelah obat dihentikan.

Blopress efektif pada semua tingkatan hipertensi.
Setelah pemberian Blopress dosis tunggal, mula kerja antihipertensi dicapai dalam waktu 2 jam.
Dengan pengobatan yang terus menerus, penurunan maksimal tekanan darah dengan berbagai dosis dicapai dalam waktu 4 minggu dan bertahan selama pengobatan diberikan. Blopress efektif dan secara perlahan tapi pasti menurunkan tekanan darah selama lebih dari 24 jam dengan sedikit perbedaan efektifitas antara konsentrasi maksimum dengan konsentrasi terendah dari obat tersebut.
Penggunaan Blopress bersamaan dengan hidroklorotiazid, penurunan tekanan darah menjadi bertambah. Efektifitas Blopress tidak dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin.
Blopress meningkatkan aliran darah di ginjal dan tidak mempengaruhi, atau meningkatkan kecepatan filtrasi glomeruli, sementara tahanan pembuluh darah ginjal dan fraksi filtrasi menurun. Pemberian Blopress tidak mempengaruhi glukosa atau profil lipid dalam darah.

Gagal Jantung
Pengobatan dengan candesartan cilexetil mengurangi angka mortalitas dan rawat inap yang diakibatkan oleh gagal jantung dan memperbaiki gejala pada pasien dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri, seperti ditunjukkan pada studi CHARM (Candesartan in Heart Failure - Assessment of Reduction in Mortality and morbidity).

Pada studi tersamar ganda, dengan kontrol plasebo, multinasional, pada pasien gagal jantung kronik dengan fungsi NYHA kelas II sampai IV terdiri dari 3 studi yang terpisah: CHARM alternative (n=2,028) pada pasien LVEF ≤ 40% yang tidak diterapi dengan ACE inhibitor karena tidak toleran (terutama akibat batuk, 72%), CHARM-Added (n=2,548) pada pasien dengan LVEF ≤ 40% dan diterapi dengan ACE inhibitor, dan CHARM-preserved (n=3,023) pada pasien dengan LVEF › 40%. Pasien gagal jantung kronik yang telah mendapat terapi optimal secara acak mendapatkan plasebo atau candesartan cilexetil (dosis ditingkatkan dari 4 mg atau 8 mg sekali sehari menjadi 32 mg sekali sehari atau menjadi dosis tertinggi yang dapat ditolerir, dosis rata-rata 24 mg) dan diikuti sampai dengan sekitar 37.7 bulan. Setelah 6 bulan pengobatan 63% pasien masih menggunakan candesartan cilexetil (89%) pada target dosis 32 mg.

Pada CHARM-alternative, hasil akhir gabungan dari mortalitas kardiovaskuler atau rawat inap yang diakibatkan oleh gagal jantung kronik menurun secara signifikan pada kelompok candesartan dibandingkan kelompok plasebo (HR 0.77, 95% CI 0.67-0.89, p ‹ 0.001). Hal ini sejalan dengan penurunan resiko relatif 23%.14 pasien perlu diobati selama masa studi ini untuk mencegah seorang pasien meninggal akibat kasus kardiovaskuler atau harus dirawat untuk pengobatan gagal jantung. Hasil akhir gabungan dari semua kasus mortalitas atau rawat inap yang diakibatkan oleh gagal jantung kronis juga menurun secara signifikan pada kelompok candesartan (HR 0.80, 95% CI 0.70-0.92, p = 0.001). Komponen mortalitas dan morbiditas (rawat inap pada kasus gagal jantung kronis) dari hasil akhir gabungan menunjukkan manfaat dari pemakaian candesartan. Pengobatan dengan candesartan cilexetil menyebabkan perbaikan kelas fungsi NYHA (p = 0.008).

Pada CHARM-Added, hasil akhir gabungan dari kasus mortalitas kardiovaskuler atau rawat inap yang diakibatkan oleh gagal jantung kronis menurun secara signifikan pada kelompok candesartan dibandingkan kelompok plasebo (HR 0.85, 95% CI 0.75-0.96, p = 0.011). Hal ini sejalan dengan penurunan resiko relatif 15%. 23 pasien perlu diobati selama masa studi ini untuk mencegah seorang pasien meninggal akibat kasus kardiovaskuler atau harus dirawat inap untuk pengobatan gagal jantung. Hasil akhir gabungan dari semua kasus mortalitas atau rawat inap yang diakibatkan oleh gagal jantung kronik juga menurun secara signifikan pada kelompok candesartan (HR 0.87, 95% CI 0.78-0.98, p = 0.021). Komponen mortalitas dan morbiditas dari hasil akhir gabungan menunjukkan manfaat dari pemakaian candesartan. Pengobatan candesartan cilexetil menyebabkan perbaikan kelas fungsi NYHA (p = 0.020).

Pada CHARM-Preserved, tidak terdapat penurunan yang signifikan secara statistik yang dicapai pada hasil akhir gabungan dari kasus mortalitas kardiovaskuler atau rawat inap yang diakibatkan oleh gagal jantung kronik (HR 0.89, 95% CI 0.77-1.03, p = 0.118). Penurunan ini diakibatkan oleh menurunnya kasus rawat inap yang diakibatkan oleh gagal jantung kronik. Tidak ada bukti pengaruh terhadap mortalitas pada studi ini.

Semua kasus mortalitas tidak signifikan secara statistik ketika diuji secara terpisah pada masing-masing 3 studi CHARM. Walaupun, semua kasus mortalitas juga diuji pada kelompok populasi, CHARM-Alternative dan CHARM-Added (HR 0.88, 95% CI 0.79-0.98, p = 0.018) dan ketiga studi (HR 0.91, 95% CI 0.83-1.00, p = 0.055).

Manfaat yang diperoleh dari candesartan terhadap kematian karena kardiovaskular dan rawat inap karena gagal jantung adalah konsisten tidak dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin atau pengobatan lain yang sedang berlangsung. Candesartan juga efektif digunakan bersamaan dengan beta-bloker ataupun penghambat ACE, manfaat juga diperoleh terlepas dari apakah pasien menggunakan penghambat ACE dengan dosis sesuai target yang dianjurkan oleh panduan atau tidak.

Pada pasien gagal jantung dan fungsi sistolik ventrikel kiri yang berkurang (LVEF ≤ 40%), candesartan menurunkan resistensi vaskuler sistemik dan tekanan kapiler pulmonari, meningkatkan aktivitas renin plasma dan konsentrasi angiotensin II serta menurunkan kadar aldosteron.


INDIKASI
  • Hipertensi
  • Pengobatan pada pasien dengan gagal jantung dan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri (LVEF ≤ 40%) ketika obat penghambat ACE tidak ditolerir.

DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
Dosis pada Hipertensi:
Dosis awal Blopress adalah 4 mg per hari. Dosis dinaikkan sesuai dengan respons pengobatan sampai maksimum 16 mg sehari. Efek antihipertensi maksimal akan dicapai dalam waktu 4 minggu setelah pengobatan.

Penggunaan pada orang tua:
Tidak diperlukan penyesuaian dosis awal bila diberikan pada pasien berumur sampai 75 tahun.
Pada pasien di atas 75 tahun dianjurkan diberi dengan dosis awal 2 mg sekali sehari dan dosis dapat ditingkatkan tergantung dari respons.

Penggunaan pada pasien dengan kegagalan fungsi ginjal:
Tidak diperlukan penyesuaian dosis bila diberikan pada pasien dengan kegagalan ginjal ringan.
Pada pasien dengan kegagalan ginjal sedang dan berat dianjurkan, pemberian Blopress dengan dosis awal 2 mg sekali sehari dan dosis dapat ditingkatkan sesuai dengan respons.

Penggunaan pada pasien dengan kegagalan fungsi hati:
Pada pasien dengan kegagalan hati ringan dan sedang dianjurkan, pemberian Blopress dengan dosis awal 2 mg sehari, dan dosis dapat ditingkatkan sesuai respons.
Belum ada pengalaman penggunaan Blopress pada pasien dengan penyakit hati berat.
Blopress dapat diberikan bersamaan dengan obat antihipertensi lain.

Penggunaan pada anak-anak:
Tidak ada pengalaman tentang keamanan dari efektifitas pemberian Blopress pada anak-anak.

Dosis pada Gagal Jantung:
Dosis awal yang dianjurkan adalah 4 mg per hari. Peningkatan dosis sampai dengan 32 mg sekali per hari atau dosis tertinggi yang dapat ditoleransi, dilakukan dengan menggandakan dosis dengan interval minimal 2 minggu.

Populasi pasien tertentu:
Tidak diperlukan penyesuaian dosis awal untuk pasien orang tua atau pada pasien dengan pengurangan volume intravaskuler, gangguan ginjal, dan gangguan hati yang ringan sampai sedang.

Terapi kombinasi:
Blopress dapat diberikan dengan pengobatan gagal jantung lainnya, termasuk penghambat ACE, beta-bloker, diuretik dan digitalis atau kombinasi dari obat-obat tersebut.

Cara pemberian:
Pemberian Blopress sekali sehari sebelum makan atau setelah makan.

Penggunaan pada anak-anak dan remaja:
Tidak ada pengalaman tentang keamanan dan efek pemberian Blopress pada anak-anak dan remaja (di bawah 18 tahun).

KONTRAINDIKASI
  • Penderita yang hipersensitif terhadap komponen-komponen yang dikandung Blopress
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Kerusakan hati yang berat dan / atau kolestasis

EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN
-Terapi Hipertensi
Pada penelitian klinis terkontrol, efek yang tidak diinginkan bersifat ringan, sementara dan sebanding dengan plasebo, serta tidak berhubungan dengan dosis dan umur.
Penghentian pemberian obat karena timbulnya efek yang tidak diinginkan adalah sama pada kelompok yang diberi candesartan cilexetil (3.1 %) dan plasebo (3.2%).

Dari analisa pada data percobaan klinis yang dikumpulkan, efek yang tidak diinginkan, yang umum terjadi (›1/100) pada pemakaian candesartan cilexetil yang dilaporkan berdasarkan kejadian dengan sedikitnya 1 % lebih tinggi daripada plasebo adalah:
Kelainan sistim saraf: Pusing/vertigo, sakit kepala.
Infeksi dan infestasi: Infeksi pernafasan.

Pemeriksaan Laboratorium:
Pada umumnya pemberian Blopress tidak mempengaruhi nilai hasil pemeriksaan laboratorium rutin. Seperti penghambat sistim renin-angiotensin-aldosteron lainnya, terjadi sedikit penurunan hemoglobin. Peningkatan kreatinin, urea atau kalium serta penurunan natrium juga dapat terjadi. Peningkatan S-GPT juga dilaporkan sebagai efek yang tidak diinginkan yang terjadi sedikit lebih sering pada Blopress dibanding dengan plasebo (1.3% vs 0.5%). Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium rutin pada pasien yang menerima Blopress. Bagaimanapun, pemeriksaan berkala kreatinin serum dan kalium dianjurkan untuk pasien dengan gangguan ginjal.

-Terapi Gagal Jantung
Efek yang tidak diinginkan dari Blopress pada pasien gagal jantung dipengaruhi oleh sifat farmakologi obat dan tingkat kesehatan pasien. Efek samping yang umumnya terjadi (≥ 1/100, ‹ 1/10) adalah:
  • Kelainan vaskuler: Hipotensi.
  • Gangguan metabolisme dan nutrisi: Hiperkalemia.
  • Kelainan ginjal dan saluran kemih: Gangguan ginjal.
  • Pemeriksaan laboratorium: Terjadi peningkatan kreatinin, urea dan kalium. Dianjurkan pemeriksaan berkala kreatinin serum dan kalium.
Post Marketing:
Laporan post marketing mengenai efek yang tidak diinginkan berikut dilaporkan sangat jarang terjadi (‹1/10.000), yakni;
  • Kelainan sistim darah dan limfa: Leukopenia, neutropenia dan agranulositosis.
  • Kelainan metabolisme dan nutrisi; Hiperkalemia, hiponatremia.
  • Kelainan sistim saraf: Pusing, sakit kepala.
  • Kelainan pencernaan; Mual.
  • Kelainan hepato-biliari: Meningkatnya enzim hati, fungsi hati yang abnormal atau hepatitis.
  • Kelainan kulit dan jaringan subkutan: Angioudem, kulit kemerahan, urtikaria, pruritus.
  • Kelainan muskuloskeletal, jaringan ikat dan tulang: Nyeri punggung, artralgia, mialgia.
  • Kelainan ginjal dan saluran kemih: Gangguan ginjal, termasuk gagal ginjal pada pasien tertentu.

PERHATIAN
Gagal ginjal
Seperti pada obat penghambat sistim renin-angiotensin-aldosteron lainnya, perubahan fungsi ginjal dapat diantisipasi pada pasien tertentu yang diterapi dengan Blopress. Penggunaan Blopress pada pasien hipertensi dengan gagal ginjal disarankan melakukan pemeriksaan secara berkala kadar kalium dan kadar kreatinin dalam serum. Pengalaman penggunaan Blopress pada pasien dengan gagal ginjal yang parah dan sudah pada tingkat akhir (Clcreatinine ‹ 15 ml/min) masih sangat terbatas. Pada pasien seperti ini peningkatkan dosis perlu dilakukan secara hati-hati disertai dengan pemeriksaan tekanan darah.
Evaluasi pasien gagal jantung harus meliputi pemeriksaan berkala fungsi ginjal, terutama pada pasien lanjut usia 75 tahun atau lebih, dan pasien gangguan fungsi ginjal. Sewaktu peningkatan dosis Blopress dianjurkan untuk melakukan pengecekan kadar kreatinin dan kalium dalam serum. Percobaan klinis pada gagal jantung tidak menyertakan pasien dengan kreatinin serum › 265 μmol/L, (›3 mg/dl).

Terapi kombinasi dengan penghambat ACE pada gagal jantung
Risiko dari efek yang tidak diinginkan, terutama kerusakan fungsi ginjal dan hiperkalemia, dapat meningkat ketika Blopress digunakan secara kombinasi dengan penghambat ACE. Pasien dengan pengobatan ini harus dimonitor secara teratur dan dengan hati-hati.

Hemodialisa
Selama dialisa, tekanan darah dapat menjadi sangat sensitif terhadap penghambatan reseptor AT1 sebagai akibat penurunan volume plasma dan aktivasi sistim renin angiotensin-aldosteron. Oleh karenanya titrasi Blopress harus dilakukan dengan hati-hati dengan melakukan pengecekan tekanan darah yang teliti pada pasien hemodialisa.

Stenosis arteri renalis
Obat-obat lain yang mempengaruhi sistim renin-angiotensin-aldosteron, misal: penghambat ACE dapat meningkatkan urea darah dan kreatinin serum pada pasien stenosis arteri renalis bilateral atau stenosis arteri satu ginjal. Efek yang sama dapat diantisipasi dengan penghambat reseptor angiotensin II.

Transplantasi ginjal
Tidak ada pengalaman yang berhubungan dengan pemberian Blopress pada pasien dengan transplantasi ginjal.

Hipotensi
Hipotensi dapat terjadi selama pengobatan dengan Blopress pada pasien gagal jantung. Seperti yang dideskripsikan pada obat lain yang bekerja pada sistim renin angiotensin-aldosteron, hipotensi juga dapat terjadi pada pasien hipertensi dengan pengurangan volume intravaskuler seperti pada pasien yang menerima diuretik dosis tinggi. Oleh karena itu perlu hati-hati saat memulai pengobatan dan hipovolemia harus diatasi dahulu sebelum pemberian Blopress.

Anestesi dan operasi
Hipotensi dapat terjadi selama anestesi dan operasi pada pasien yang diberikan penghambat angiotensin II akibat penghambatan sistim renin-angiotensin. Sangat jarang terjadi, hipotensi yang parah dapat timbul sehingga memerlukan cairan intravena dan atau vasopressor.

Stenosis katup aorta dan mitral (obstructive hypertrophic cardiomyopathy)
Seperti pada pemakaian vasodilator, perhatian khusus ditujukan pada pasien yang menderita akibat hemodinamik yang berhubungan dengan stenosis katup aorta dan mitral, atau obstructive hypertrophic cardiomyopathy.

Hiperaldosteron primer
Pasien dengan hiperaldosteron primer umumnya tidak akan memberikan respons terhadap obat golongan antihipertensi yang bekerja melalui penghambatan sistim renin-angiotensin-aldosteron. Oleh karenanya penggunaan Blopress tidak dianjurkan.

Hiperkalemia
Berdasarkan pengalaman pada penggunaan dengan obat lain yang mempengaruhi sistim renin-angiotensin-aldosteron, pemberian Blopress bersamaan dengan diuretik hemat kalium, suplemen kalium, pengganti garam yang mengandung kalium atau obat-obat lainnya yang dapat meningkatkan kadar kalium (seperti: heparin) dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium dalam serum pada pasien hipertensi.

Hiperkalemia dapat terjadi pada pasien gagal jantung yang diberi Blopress dan selama pengobatan dengan Blopress dianjurkan melakukan pemeriksaan berkala kalium dalam serum, terutama ketika penggunaan bersamaan dengan penghambat ACE dan diuretik hemat kalium seperti spironolakton.

Umum
Pada pasien dimana fungsi ginjal dan vascular tone sangat tergantung pada aktivitas sistim renin-angiotensin-aldosteron (seperti pasien dengan gagal jantung kongestif atau penyakit ginjal, termasuk stenosis arteri renalis), pengobatan dengan obat-obat lainnya yang mempengaruhi sistim ini telah dikaitkan dengan timbulnya hipotensi akut, azotemia, oliguria atau, yang jarang terjadi yaitu gagal ginjal akut. Kemungkinan efek yang sama tidak dapat dipisahkan dengan penghambat reseptor angiotensin II. Sama seperti antihipertensi lainnya, penurunan tekanan darah yang berlebih pada pasien kardiopati iskemia atau serebrovaskuler iskemia dapat menyebabkan infark miokard atau stroke. Pasien dengan masalah herediter, yang jarang, yaitu intoleran galaktosa, defisiensi "The Lapp lactase" atau malabsorpsi glukosa-galaktosa tidak boleh menggunakan obat ini.

INTERAKSI OBAT
Tidak ditemukan interaksi obat yang secara klinis bermakna.
Bahan-bahan yang telah diteliti pada penelitian farmakokinetik klinis termasuk: hidroklorotiazid, warfarin, digoksin, kontrasepsi oral (seperti etinilestradiol/levonorgestrel), glibenklamid, nifedipin dan enalapril.

Candesartan dieliminasi dalam jumlah kecil melalui metabolisme hati (CYP2C9).
Penelitian interaksi yang ada menunjukkan tidak ada efek pada CYP2C9 dan CYP3A4 tetapi efek pada isoenzim sitokrom P450 lainnya belum diketahui sampai sekarang. Efek antihipertensi Blopress dapat ditingkatkan dengan obat anti hipertensi lainnya.

Berdasarkan pengalaman pada penggunaan obat lain yang mempengaruhi sistim renin-angiotensin-aldosteron, pemberian Blopress bersamaan dengan diuretik hemat kalium, suplemen kalium, pengganti garam yang mengandung kalium atau obat-obat lainnya yang dapat meningkatkan kadar kalium (seperti: heparin) dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium dalam serum.

Peningkatan konsentrasi litium dalam serum dan toksisitas yang reversibel pernah dilaporkan pada penggunaan litium bersama dengan penghambat ACE. Efek yang sama dapat terjadi pada penggunaan antagonis reseptor angiotensin II dan direkomendasikan monitor kadar litium dalam serum selama penggunaan secara kombinasi.

Seperti pada obat antihipertensi lainnya, efek antihipertensi candesartan dapat diturunkan dengan obat anti-inflamasi non steroid seperti indometasin.
Bioavailabilitas candesartan tidak dipengaruhi oleh makanan.

OVERDOSIS
Gejala-gejala:
Berdasarkan pertimbangan farmakologi, manifestasi utama dari dosis berlebih kemungkinan adalah hipotensi dan pusing. Pada laporan individual kasus overdosis (sampai 672 mg candesartan cilexetil), pasien dapat kembali pulih tanpa menimbulkan gejala.

Pengelolaan:
Jika gejala hipotensi terjadi, harus dilakukan pengobatan simptomatik dan memonitor tanda-tanda vital. Pasien harus diletakkan pada posisi terlentang dengan tungkai ditinggikan. Bila ini tidak cukup, volume plasma ditingkatkan dengan pemberian infus, seperti: larutan garam isotonik. Obat-obat simpatomimetika dapat diberikan bila tindakan-tindakan di atas dinilai tidak cukup.
Blopress tidak dapat dihilangkan dengan hemodialisa.

KEHAMILAN DAN MENYUSUI
Penggunaan pada wanita hamil
Data mengenai penggunaan Blopress pada wanita hamil sangat terbatas. Data tersebut tidak cukup untuk menyimpulkan mengenai risiko potensial pada fetus ketika menggunakan Blopress selama trimester pertama. Pada manusia, perfusi ginjal pada fetus, yang tergantung pada perkembangan sistim renin-angiotensin-aldosteron, dimulai pada trimester kedua. Oleh karenanya, risiko pada fetus meningkat jika Blopress diberikan selama trimester kedua dan ketiga kehamilan. Obat yang bekerja secara langsung terhadap sistim renin-angiotensin ketika diberikan pada wanita hamil pada trimester kedua dan ketiga dapat menyebabkan kelainan pada fetus dan neonatus (hipotensi, disfungsi ginjal, oliguria dan/ atau anuria, oligohidramnion, hipoplasia tengkorak, retardasi pertumbuhan intrauterin) serta menyebabkan kematian. Kasus seperti hipoplasia paru-paru, wajah yang abnormal dan kontraktur anggota badan juga pernah dilaporkan.
Studi terhadap binatang dengan candesartan cilexetil memperlihatkan kelainan ginjal pada fetus dan neonatus. Mekanismenya dipercaya terkait dengan efek farmakologi terhadap kerja sistim renin-angiotensin-aldosteron.

Berdasarkan informasi diatas, Blopress tidak boleh digunakan selama kehamilan. Jika diketahui hamil selama pengobatan maka hentikan penggunaan Blopress.

Penggunaan selama masa menyusui
Tidak diketahui apakah candesartan diekskresi pada air susu ibu. Tetapi penelitian pada tikus, candesartan diekskresikan melalui air susu tikus. Karena berpotensi untuk menimbulkan efek samping pada bayi yang menyusu, maka Blopress tidak boleh diberikan selama menyusui.

Efek pada kemampuan mengendarai kendaraan dan menggunakan mesin
Belum ada studi mengenai efek candesartan terhadap kemampuan mengendarai dan menggunakan mesin tetapi berdasarkan karakteristik farmakodinamik candesartan tidak memberikan efek terhadap kemampuan tersebut. Pada saat mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin, penting untuk diperhatikan bahwa pusing dan rasa lelah dapat terjadi selama pengobatan.

CARA PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar (25-30°C), terhindar dari cahaya langsung.

MASA KADALUARSA
3 tahun

KEMASAN
Dus berisi 2 blister @ 7 tablet

NO. REGISTRASI
8 mg,   DKL9825101910A1
16 mg, DKL9825101910B1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Dibuat oleh PT. Takeda lndonesia, Bekasi, Indonesia
Dengan lisensi dari Takeda Pharmaceutical Company Limited, Osaka, Jepang

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔