loading...

Proceles

14:43
PROCELES®
Tablet, Sirup

KOMPOSISI:
Tiap PROCELES® tablet mengandung,
Betamethasone0,25mg
Dexchlorpheniramine maleate                    2mg

Tiap 5 ml PROCELES® sirup mengandung,
Betamethasone0,25mg
Dexchlorpheniramine maleate                    2mg

FARMAKOLOGI:
PROCELES® merupakan kombinasi Betamethasone, suatu glukokortikoid sintetik dengan Dexchlorpheniramine maleate suatu antihistamin.
Betamethasone mempunyai efek sebagai antiinflamasi dan imunosupresan.

INDIKASI:
PROCELES® diindikasikan untuk mengobati alergi pernafasan, dermatologik, dan okular serta penyakit inflamatori okular dimana terapi tambahan kortikosteroid diperlukan.

KONTRAINDIKASI
  • Hipersensitivitas terhadap Betamethasone dan Dexchlorpheniramine maleate.
  • Bayi baru lahir dan bayi prematur atau penderita dengan infeksi jamur sistemik.
  • Penderita yang sedang mendapat pengobatan MAOI.
  • Penderita ulkus peptikum.
  • Penderita yang sedang mendapat imunisasi.
PERHATIAN:
  • Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan anak-anak yang mendapat pengobatan kortikosteroid jangka panjang harus diamati dengan seksama.
  • Kepekaan terhadap infeksi pada penderita yang mendapat kortikosteroid tidak bersifat spesifik untuk bakteri atau fungi patogen tertentu.
  • Kortikosteroid tidak dianjurkan untuk digunakan pada kehamilan trimester pertama, karena dapat terjadi hipoadrenalisme pada neonatus.
  • Tidak dianjurkan untuk digunakan pada wanita menyusui karena sejumlah kecil kortikrosteroid disekresikan ke dalam air susu ibu.
  • Insufisiensi adrenokortikal sekunder karena pemakaian obat, dapat dikurangi dengan menurunkan dosis secara bertahap.
  • Tidak dianjurkan pemberian aspirin berlama-lama dengan kortikokosteroid pada penderita hipoprotrombinemia.
  • Hindari penghentian pengobatan tiba-tiba setelah pemakaian lama.
  • Pemakaian lama dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
  • Terdapat peningkatan efek kortikosteroid pada penderita dengan hipotiroidisme dan cirrhosis.
  • Harus digunakan dengan hati-hati pada penderita dengan Diabetes Mellitus karena dapat meningkatkan glukoneogenesis dan mengurangi sensitivitas terhadap insulin.
  • Hati-hati penggunaan pada pengemudi kendaraan bermotor atau operator mesin (karena dapat menyebabkan pusing, lelah dan kantuk).
  • Hati-hati penggunaan pada penderita glaukoma sudut sempit, obstruksi piloroduodenal, stenosis  peptic ulcer, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung kemih, penderita myasthenia gravis yang mendapat terapi antikolinesterase, gangguan kardiovaskuler termasuk hipertensi, peningkatan tekanan intraocular, hipertiroidisme, debilitas, asmatik, psikotik, gangguan tromboembolik, insufisiensi ginjal, osteoporosis, infeksi herpes simplex pada mata, gangguan seizure.
  • Penggunaan pada penderita dengan riwayat tuberkulosa aktif, terapi kortikosteroid harus terbatas pada kasus-kasus tuberkulosa fulminan atau diseminata dimana digunakan bersama dengan pengobatan antituberkulosa yang sesuai. Dapat terjadi reaktivasi tuberkulosa laten; pasien-pasien ini harus menerima kemoprofilaksis selama terapi kortikosteroid jangka panjang.
  • Penggunaan obat ini dapat menekan gejala-gejala klinis dari suatu penyakit infeksi.
  • Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat mengakibatkan katarak subkapsular posterior, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan pada saraf mata, serta dapat meningkatkan infeksi okular sekunder karena fungi atau virus.

EFEK SAMPING:
Betamethasone:
  • Muskuloskeletal; Kelelahan otot, miopati steroid, kehilangan massa otot, osteoporosis, fraktur kompresi vertebral, fraktur patologik pada tulang panjang dan nekrosis aseptik pada tulang lengan bagian atas dan tulang paha.
  • Saluran pencernaan; Perforasi dan pendarahan pada penderita tukak lambung, pankreatitis, distensi abdominal dan esofagitis ulceratif.
  • Dermatologi; Menurunnya kemampuan penyembuhan luka, "thin fragile skin", eritema pada wajah dan keringat berlebihan.
  • Sistem saraf; Kejang, peningkatan tekanan intrakranial disertai edema papil ("pseudotumor"), vertigo, sakit kepala, insomnia, gelisah, depresi dan ansietas.
  • Gangguan cairan dan elektrolit; Retensi natrium dan air, hipokalemia, alkalosis, hipertensi dan gagal jantung kongestif.
  • Endokrin; Menstruasi tidak teratur, pertumbuhan pada anak-anak terganggu, secondary adrenocortical dan pituitary unresponsiveness khusunya pada waktu stress seperti pada trauma, pembedahan.
  • Mata; Katarak subkapsular posterior, peningkatan tekanan intra okular, glaukoma dan eksoftalmus.
  • Metabolik; Keseimbangan nitrogen negatif karena katabolisme protein.
  • Reaksi hipersensitivitas; Reaksi anafilaktik jarang terjadi.
  • Menambah kepekaan infeksi khususnya dalam dosis besar.
  • Mengurangi toleransi glukosa, hiperglikemia dan memperberat diabetes melitus.
Dexchlorpheniramine maleate :
Mengantuk, pusing, mulut, hidung dan tenggorokan kering, sakit kepala, palpitasi, retensi urine, sedasi, lemah, tinitus dan gangguan pencernaan, anoreksia, mual, muntah, diare dan konstipasi.

INTERAKSI OBAT:
  • Penggunaan bersama-sama dengan fenobarbital, rifampisin, fenitoin atau efedrin meningkatkan metabolisme kortikosteroid.
  • Efek kortikosteroid yang berlebihan akan terjadi pada penderita yang mendapat pengobatan estrogen.
  • Penggunaan kortikosteroid dengan antikoagulan tipe kumarin, dapat menaikkan atau menurunkan efek antikoagulan, sehingga memerlukan penyesuaian dosis.
  • Kombinasi efek NSAID atau alkohol dengan glukokortikoid dapat mengakibatkan ulserasi gastrointestinal yang lebih parah.
  • Kortikosteroid dapat menyebabkan reaksi negatif palsu, pada tes nitroblue tetrazolin untuk infeksi bakteri.
  • Penggunaan dengan alkohol, anti depresan golongan trisiklik, barbiturat atau dspresan SSP lain, dapat memperkuat efek sedatif dexchlorpheniramine.
  • Penggunaan kortikosteroid bersamaan dengan diuretik tipe thiazide serta obat lain yang bersifat mengurangi Kalium dapat menyebabkan hipokalemia.
  • Penggunaan kortikosteroid dapat menurunkan konsentrasi Salisilat dalam darah.
  • Penggunaan kortikosteroid pada penderita diabetes perlu penyesuaian dosis obat diabetes.
  • Penggunaan bersamaan dengan glukokortikoid dapat menghambat respon Somatotropin.
DOSIS:
DOSIS harus berdasarkan masing-masing individu, disesuaikan dengan beratnya penyakit dan respon klinik dari penderita.

Dewasa  dan anak › 12 tahun : 
1 - 2 tablet / 1 - 2 sendok takar 4 kali sehari sesudah makan dan pada saat akan tidur, jangan melebihi dari 8 tablet / 8 sendok takar sehari.

Anak-anak usia 6 - 12 tahun :
½ tablet / ½ sendok takar, 3 kali sehari, sesudah makan dan pada saat akan tidur, jangan melebihi dari 4 tablet / 4 sendok takar sehari.

Anak-anak usia 2 - 6 tahun :
¼ - ½  sendok takar, 3 kali sehari, sesudah makan dan pada saat akan tidur, jangan melebihi dari 2 sendok takar sehari.

Bila terlihat ada perbaikan, dosis harus diturunkan secara bertahap sampai dosis pemeliharaan minimum dan dihentikan bila memungkinkan.

KEMASAN
PROCELES® tablet
Dus isi : 5 strip @ 10 tablet
No. Reg. : DKL 0615619910 A1
Simpan pada suhu kamar (25 - 30)° C, kering dan terlindung dari cahaya

PROCELES® sirup
Dus isi: botol @ 60 ml
No. Reg. : DKL 0615619737 A1
Simpan pada suhu kamar (15 - 25)° C, kering dan terlindung dari cahaya

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

p.t. meprofarm
BANDUNG-INDONESIA

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔