loading...

Aldisa SR

15:07
ALDISA® SR
Kapsul Sustained Release

Box Warning

  • Tidak boleh diberikan pada penderita yang peka terhadap obat simpatomimetik lain (misal efedrin, fenilpropanolamin HCl, fenilefrin), penderita tekanan darah tinggi berat dan yang mendapat terapi obat antidepresan tipe penghambat monoamin oksidase (MAO).
  • Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
  • Hati-hati penggunaan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang mempunyai potensi tekanan darah tinggi atau stroke seperti pada penderita dengan berat badan berlebih (overweight ) atau penderita lanjut usia.
  • Bila dalam 3 hari gejala-gejala tidak berkurang segera hubungi dokter atau unit pelayanan kesehatan.
  • Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing.

Tiap kapsul sustained release mengandung :
Loratadin5mg
Pseudoefedrin Sulfat               120mg


FARMAKOLOGI
ALDISA® SR adalah kombinasi Loratadin, suatu antihistamin dan Pseudoefedrin Sulfat, suatu nasal dekongestan. Loratadin adalah antihistamin trisiklik yang masa kerjanya panjang dengan aktivitas antagonis selektif pada reseptor histamin-H1 perifer.
Pseudoefedrin Sulfat adalah suatu amin simpatomimetik yang aktif per oral dan bekerja sebagai dekongestan pada mukosa hidung. Pseudoefedrin Sulfat dikenal sebagai obat yang efektif untuk meredakan sumbatan hidung karena rinitis alergi.

INDIKASI
ALDISA® SR diindikasikan untuk mengurangi gejala-gejala hidung tersumbat, bersin, rinorea, pruritus dan lakrimasi yang berhubungan dengan rinitis alergi dan selesma atau influenza. ALDISA® SR hanya diberikan pada keadaan yang sekaligus membutuhkan efek antihistamin dari loratadin dan efek dekongestan dari Pseudoefedrin.


KONTRA-INDIKASI
  • Lihat box warning.
  • Penderita yang hipersensitif atau idiosinkrasi terhadap komponen obat ini.
  • Penderita yang mendapat terapi obat antidepresan tipe penghambat monoamin oksidase (MAO) atau dalam waktu 14 hari setelah menghentikan terapi obat ini dan pasien dengan glaukoma sudut-sempit/ sudut-tertutup, retensi urine, hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat dan hipertiroidisme.

EFEK SAMPING
  • Insomnia, mulut kering, sakit kepala dan mengantuk.
  • Efek samping lain yang jarang terjadi meliputi gelisah, pusing, lelah, mual, nyeri abdomen, anoreksia, haus, gatal-gatal, urtikaria, konvulsi, takikardia, rinitis, faringitis, ruam, akne, artralgia, konfusi, disfonia, hiperkinesia, hipoestesia, penurunan libido, tremor, vertigo, rasa panas, hipotensi postural, keringat berlebihan, gangguan mata, sakit telinga, tinitus, gangguan indra pengecap, agitasi, apati, depresi, euforia, paroneiria, nafsu makan bertambah, perubahan kebiasaan buang air besar, dispepsia, eruktasi, hemoroid, perubahan warna lidah, kelainan pada lidah, muntah, abnormalitas fungsi hati yang sementara, dehidrasi, berat badan bertambah, hipertensi, palpitasi, migrain, bronkospasme, batuk, dispnea, epistaksis, kongesti nasal, bersin-bersin, iritasi hidung, disuria, gangguan buang air kecil, poliuria, nokturia, retensi urine, astenia, nyeri punggung, kaki kram, tidak enak badan dan rigor (kaku), alopesia, anafilaksis.

PERHATIAN
  • Obat sebaiknya digunakan dengan hati-hati pada penderita dengan glaukoma, tukak lambung, stenosis, obstruksi piloroduodenal, penyakit kardiovaskular, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung iskemik, peningkatan tekanan intraokular, hipertiroidisme, gangguan ginjal atau hipertrofi prostat.
  • Pemakaian pada penderita dengan gangguan hepar sebaiknya dihindari.
  • Penderita dengan gangguan ginjal (GFR ‹ 30 ml/menit) sebaiknya diberikan dosis awal yang lebih rendah (1 kapsul per harj) karena terjadi penurunan bersihan Loratadin dan Pseudoefedrin.
  • Dapat diberikan pada wanita hamil dan menyusui jika manfaatnya lebih besar dibandingkan dengan risiko pada janin dan bayi yang disusui.
  • Keamanan dan efektivitas pada anak di bawah 12 tahun belum dapat ditetapkan.
  • Obat-obat simpatomimetik dapat menyebabkan stimulasi SSP berupa eksitabilitas, konvulsi dan/ atau kolaps kardiovaskular yang disertai hipotensi.
  • Pada penderita usia lanjut (≥ 60 tahun) lebih sering terjadi efek samping amin simpatomimetik seperti: konfusi, konvulsi, halusinasi, depresi SSP dan kematian. Oleh karena itu, hati-hati bila diberikan pada penderita usia lanjut.
  • Pseudoefedrin Sulfat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan peningkatan suasana hati (mood), berkurangnya nafsu makan, serta perasaan meningkatnya energi fisik, kapasitas mental dan kewaspadaan. Rasa cemas dan iritabilitas serta lokuasitas (banyak berceloteh) pernah dilaporkan. Penggunaan secara terus menerus dari stimulan SSP mengakibatkan toleransi. Peningkatan dosis pada akhirnya dapat menyebabkan toksisitas. Depresi dapat terjadi setelah penghentian pemberian secara tiba-tiba.

INTERAKSI OBAT
  • Efek antihipertensif dari obat-obat penghambat beta-adrenergik, metildopa, mekamilamin, reserpin dan alkaloid veratrum dapat berkurang oleh obat-obat simpatomimetik.
  • Peningkatan aktivitas pacemaker ektopik dapat terjadi jika Pseudoefedrin digunakan bersama-sama digitalis.
  • Pemberian bersamaan dengan alkohol, loratadin tidak memiliki efek yang mempatensiasi seperti yang diukur dengan studi tampilan psikomator.
  • Pernah dilaporkan terjadi peningkatan kadar Loratadin dalam plasma eetelah penggunaan bersamaan dengan ketokanazol, eritromisin atau simetidin pada penelitian terkendali, tetapi tidak ada perubahan klinis yang bermakna (termasuk ECG). Obat lain yang diketahui menghambat metabolisme hati harus diberikan dengan hati-hati sampai studi interaksi definitif dapat diselesaikan.
  • Bila obat simpatomimetik diberikan pada pasien yang sedang menerima obat penghambat MAO, dapat terjadi reaksi hipertensif termasuk krisis hipertensif.
  • Antihistamin harus dihentikan ± 48 jam sebelum prosedur uji kulit, karena obat ini dapat mencegah atau mengurangi sebaliknya dari reaksi positif menjadi indikator reaktivitas dermal.

DOSIS
Dewasa dan anak-anak ≥ 12 tahun: 1 kapsul, 2 kali sehari.


HARUS DENGAN RESEP DOKTER


OVERDOSIS
  • Gejala dapat bervariasi berupa: depresi SSP (sedasi, apnea, kolaps kardiovaskular) sampai stimulasi SSP (insomnia, halusinasi, tremor atau konvulsi, sampai kematian). Gejala lain dapat berupa euforia, rasa bergairah, takikardia, palpitasi, rasa haus, perspirasi, mual, pusing, tinitus, ataksia, pandangan kabur dan hipertensi/ hipotensi.
  • Penggunaan dalam dosis besar dapat menimbulkan pusing, sakit kepala, mual, muntah, berkeringat, haus, takikardia, nyeri prekordial, palpitasi, kesulitan buang air kecil, otot lemah, tegang, cemas, gelisah, insomnia. Banyak pasien memperlihatkan efek toksik dengan delusi dan halusinasi. Beberapa diantaranya mengalami kardiak aritmia, kolaps sirkulasi, konvulsi, koma dan gagal pernafasan.
  • Pengobatan : Lakukan induksi muntah meskipun emesis telah terjadi spontan. Bila tidak muntah lakukan kuras lambung.

KEMASAN
Dus isi 5 strip @ 10 kapsul.
No. Reg.: DKL0522240003A1

PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar (25° - 30° C).

Dibuat oleh:
PT SANBE FARMA
Bandung - Indonesia

Share this :

Previous
Next Post »
2 Komentar
avatar

Setelah 3 hari pemakaian obat ini belum ada penurunan. Saya masih flu.
Memang betul ada efek samping muntah.
Apakah saya dapat menghentikanengomsumsi obat ini setelah ada efek mual/muntah? Terima kasih!

Balas
avatar

makan obat ini jantung saya langsung bedebar debar dan langsung di bawa ke ugd

Balas

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔