loading...

Epirubicin Injeksi

12:30
OGB SANBE

EPIRUBICIN HCl 2 mg/mL 
Injeksi

Tiap mL mengandung:
Epirubisin HCl ............................... 2 mg

FARMAKOLOGI
Penelitian in vitro menunjukkan bahwa Epirubisin mempunyai kemampuan sitotoksik yang setara dengan doksorubisin melawan berbagai macam sel tumor manusia dan hewan termasuk dari payudara, hati, paru-paru, lambung, kolorektal, sel squamous. serviks, kandung kemih, karsinoma ovarium, neuroblastoma dan leukemia.
Mekanisme kerja antitumor untuk Epirubisin belum dapat diuraikan secara jelas; tetapi antrasiklin tampak membentuk kompleks dengan DNA melalui interkalasi antara untaian DNA, sehingga menghambat replikasi dan transkripsi. Aksi ini dapat berhubungan, walaupun hanya sebagian dengan topoisomerase-DNA "cleavable complex" dan aktivitas heliks oleh antrasiklin. Pengurangan radikal bebas semikuinon dapat menyebabkan kerusakan DNA, sel membran lipid dan mitokondria.
Setelah pemberian intravena secara cepat, Epirubisin menyebabkan eliminasi plasma tritasik. Epirubilsin memiliki awal yang cepat (α) fase distribusi (t½α = 1,8 - 4.8 menit): diikuti oleh fase pertengahan (β) (t½β = 0,5 - 2.6 jam) dan fase eliminasi akhir (t½ γ = 15 - 45 jam) yang lebih lambat (γ).
Epirubisin dapat menyebar ke jaringan yang luas; nilai kurva antara volume distribusi tinggi dan bervariasi (32 - 46 L/kg), sama halnya dengan doksorubisin. Daerah dibawah konsentrasi plasma dan waktu yang disesuaikan dengan dosis adalah 30 - 70 % lebih tinggi untuk doksorubisin dibandingkan dengan Epirubisin setelah pemberian dosis tunggal secara intravena. Setelah pemberian secara intravena, Epirubisin di metabolisme dengan cepat menjadi 2 glukoronida+epirubisinol dan 4 aglikon. Epirubisin dieliminasi terutama melalui sistem hepatobiliari. Ekskresi cairan empedu Epirubisin dan metabolit diperkirakan 35% dari dosis yang diberikan. Eliminasi melalui ginjal kira-kira 11 - 15%. Sekitar 5 - 7% dieliminasi dalam bentuk yang tetap melalui ginjal. Pasien dengan kerusakan hati sedang sampai berat menunjukkan pengurangan bersihan Epirubisin dan peningkatan konsentrasi obat dalam plasma. Bersihan plasma normal adalah 40 - 75 L/jam.

INDIKASI
Terapi Epirubisin tunggal atau kombinasi menunjukkan respon yang luas pada kondisi neoplastik. termasuk payudara, lambung, paru-paru. limfoma malignan dan sarkoma jaringan lunak.
Pemberian Epirubisin secara intravesikal lebih menguntungkan pada penanganan papillary transitional cell carcinoma dalam kandung kemih. carcinoma-in-situ dan pencegahan kekambuhan setelah transurethral resection:

KONTRA-INDIKASI
Epirubisin dikontra-indikasikan pada pasien dengan ciri-ciri mielosupresi yang disebabkan oleh pengobatan antitumor lain atau radioterapi sebelumnya dan pada pasien yang sudah diobati dengan dosis kumulatif maksimal antrasiklin lain seperti doksorubisin atau daunorubisin. Obat ini dikontra-indikasikan untuk pasien yang memiliki sejarah atau saat ini memiliki gangguan jantung.

EFEK SAMPING
Selain mielosupresi dan kardiotoksisitas (yang dijelaskan pada bagian PERHATIAN) efek samping yang lain adalah sebagai berikut:
  • Alopesia, reversibel. terjadi pada 60 - 90% kasus pengobatan; disertai dengan pengurangan pertumbuhan jenggot pada pria.
  • Mukositis dapat terjadi 5 - 10 hari setelah awal pengobatan dan biasanya disertai stomatitis dengan bagian erosi yang sakit, terutama sepanjang bagian pinggir lidah dan pada mukosa sublingual.
  • Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah dan diare.
  • Hiperpireksia.
Demam, menggigil dan urtikaria jarang dilaporkan; dapat terjadi anafilaksis.
Epirubisin dosis tinggi dapat diberikan secara aman kepada kebanyakan pasien yang mengalami bermacam-macam tumor padat dan menyebabkan efek samping yang tidak berbeda dengan dosis lazim dengan pengecualian neutropenia berat yang reversibel (‹ 500 neutrofil/mm3 untuk ‹ 7 hari) yang terjadi pada sebagian besar pasien. Hanya beberapa pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit dan terapi pendukung untuk komplikasi infeksi berat dalam dosis tinggi.
Telah diamati selama pemberian secara intravesikal, penyerapan obat minimal, jarang terjadi efek samping sistemik; sering terjadi chemical cystitis, kadang-kadang haemorrhagic.
Kejadian secondary acute myeloid leukemia dengan atau tanpa fase pra-leukemia jarang terjadi pada pasien yang menerima terapi bersamaan antara Epirubisin dengan zat antineoplastik perusak DNA. Kasus tersebut memiliki masa laten yang singkat (1 - 3 tahun).


PERHATIAN
Pada pengobatan antiblastik dan sitotoksik, Epirubisin sebaiknya diberikan hanya dibawah pengawasan dokter.
Pengobatan dengan Epirubisin dosis tinggi memerlukan ketersediaan fasilitas untuk penanganan pasien yang kemungkinan mengalami komplikasi klinis yang disebabkan oleh mielosupresi.
Pada awal terapi diperlukan pengawasan dengan cermat untuk berbagai parameter laboratorium dan fungsi jantung.
Setiap siklus pengobatan dengan Epirubisin, pasien harus diawasi dengan cermat, Jumlah sel darah merah dan sel darah putih, neutrofil dan platelet harus diamati dengan cermat sebelum dan selama siklus pengobatan. Leukopenia dan neutropenia biasanya hanya terjadi sementara pada dosis lazim dan dosis tinggi, mencapai titik terendah antara hari ke-10 dan ke-14 dan nilainya kembali normal pada hari ke-21: bisa menjadi lebih berat jika menggunakan dosis tinggi. Hanya sedikit pasien yang menerima dosis tinggi mengalami trombositopenia (‹ 100.000 platelet/mm3),
Sebelum terapi dimulai dan jika memungkinkan selama pengobatan, fungsi hati harus diamati (SGOT, SGPT, alkalin fosfatase, bilirubin). Dosis kumulatif 900 - 1,000 mg/ m2 harus diberikan dengan perhatian yang luar biasa untuk dosis lazim dan dosis tinggi. Dosis yang lebih tinggi mempunyai risiko irreversibel gagal jantung kongestif yang meningkat lebih tinggi. Fakta objektif membuktikan bahwa toksisitas jantung jarang terjadi jika dosis dibawah rata-rata. Bagaimanapun, fungsi jantung harus diamati dengan cermat selama pengobatan untuk meminimalisir risiko gagal jantung yang disebabkan oleh antrasiklin lain.
Gagal jantung dapat terjadi meskipun penanganan dihentikan selama beberapa minggu dan dapat dibuktikan tidak ada reaksi untuk pengobatan medis spesifik. Kemungkinan risiko kardiotoksisitas dapat meningkat pada pasien yang diberikan bersamaan atau sebelumnya menerima radioterapi untuk area perikardial mediastinal.
Untuk menghasilkan dosis kumulatif maksimal. Epirubisin dapat diberikan bersamaan dengan obat-obat kardiotoksik potensial.
Direkomendasikan ECG sebelum dan setelah siklus pengobatan harus dilakukan. Perubahan pencatatan ECG, seperti gelombang T yang datar atau cekung, depresi segmen S-T, atau saat aritmia mulai terjadi, umumnya sementara dan reversibel, bukan indikasi untuk penghentian pengobatan.
Kardiomiopati yang disebabkan oleh antrasikiln yang berhubungan dengan penurunan tegangan QRS, selama tindakan melewati batas normal interval sistolik (PEP/LVET) dan penurunan fraksi ejeksi. Pengawasan jantung pada pasien yang menerima pengobatan sangat penting dan disarankan untuk mengamati fungsi jantung dengan teknik non-invasive seperti ECG, ekokardiograf dan jika diperlukan pengukuran fraksi ejeksi dengan radionuclide angiography.
Seperti zat sitotoksik lainnya, Epirubisin dapat menyebabkan hlperurisemia sebagai hasil dari lisis sel neoplastik yang cepat,
Tingkat asam urat dalam darah harus diamati dengan cermat sehingga hal tersebut dapat diawasi secara farmakologi.
Epirubisin dapat menyebabkan urine berwarna merah selama 1 - 2 hari setelah pemberian.

Kehamilan dan menyusui
Tidak ada ketentuan informasi apakah Epirubisin dapat mempengaruhi kesuburan pada manusia atau menyebabkan teratogenesis. Bagaimanapun juga, data percobaan menunjukkan bahwa Epirubisin dapat membahayakan fetus. Produk ini tidak boleh diberikan pada pasien yang sedang hamil atau ibu menyusui. Seperti zat antikanker lainnya, Epirubisin menunjukkan sifat mutagenik dan karsinogenik pada hewan.

Efek pada kemampuan untuk mengemudi dan menggunakan mesin
Obat ini dapat merusak kemampuan untuk mengemudi dan bereaksi.

DOSIS
Epirubisin tidak aktif ketika diberikan secara oral dan tidak dapat diberikan secara intramuskular atau intratekal.
Dianjurkan untuk memberikan obat melalui selang infus salin intravena agar bebas mengailr setelah memeriksa jarum disuntikkan dengan benar dalam vena, Metoda ini meminimalisir risiko drug extravasation dan pastikan bahwa vena dibilas dengan larutan salin setelah pemberian obat. Extravasation Epirubisin dari vena selama penyuntikan dapat menyebabkan luka parah pada jaringan, bahkan nekrosis. Sklerosis vena dapat terjadi dari penyuntikan ke dalam pembuluh darah kecil atau pengulangan penyuntikan pada vena yang sama.

Dosis lazim: Ketika Epirubisin digunakan sebagai zat tunggal. direkomendasikan dosis dewasa 75 - 90 mg/m2 area badan; obat harus diinjeksikan secara intravena selama 3 - 5 menit dan tergantung dari status haematomedullary pasien, dosis harus diulangi dalam Interval 21 hari.

Dosis tinggi: Epirubisin sebagai zat tunggal untuk pengobatan kanker paru-paru dengan dosis tinggi harus diberikan menurut aturan sebagai berikut:
  • Small cell lung cancer (yang sebelumnya belum diobati): 120 mg/m2 pada hari pertama, setiap 3 minggu.
  • Non small cell lung cancer (squamous, large cell dan adenokarsinoma yang sebelumnya belum diobati): 135 mg/m2 pada hari pertama atau 45 mg/m2  pada hari pertama, kedua, dan ketiga setiap 3 minggu.
Obat dapat diberikan secara bolus intravena selama 3 - 5 menit atau secara infus sampai 30 menit.

Kanker payudara tingkat lanjut: 135 mg/m2 sebagai pengobatan tunggal dan 120 mg/m2  sebagai pengobatan kombinasi setiap 3 - 4 minggu, Dosis rendah (60 - 75 mg/m2 untuk pengobatan lazim dan 105 - 120 mg/m2 untuk dosis tinggi) direkomendasikan untuk pasien yang fungsi tulang sumsum nya telah rusak oleh kemoterapi atau radioterapi sebelumnya, karena usia, atau infiltrasi neoplastik tulang sumsum. Total dosis per siklus pengobatan dapat dibagi dalam 2 - 3 hari berturut-turut.
Ketika obat digunakan dalam kombinasi dengan zat anti-tumor lainnya, dosis harus dikurangi. Karena jalur eliminasi utama Epirubisin adalah melalui sistem hepatobiliari, dosis harus dikurangi pada pasien yang mengalami kerusakan hati agar menghindari peningkatan toksisitas secara keseluruhan, Kerusakan hati sedang (bilirubin: 1,2 - 3 mg/100 ml) memerlukan pengurangan dosis 50%, sedangkan kerusakan berat (› 3 mg/ 100 ml) memerlukan pengurangan dosis 75%.
Kerusakan ginjal sedang tidak memerlukan pengurangan dosis dilihat dari jumlah batas Epirubisin yang diekskresikan melalui jalur ini. Untuk mengurangi efek samping rata-rata pada pasien yang tidak mendapatkan pengobatan Epirubisin standar untuk alasan medis, dosis Epirubisin yang dapat diberikan pada terapi penyembuhan adalah 20 - 30 mg/m2 setiap minggu.

Pemberian secara Intravesikal: Epirubisin dapat diberikan secara intravesikal untuk pengobatan karsinoma papilari pada kandung kemih dan carsinoma-in-situ. Pemberian dengan cara ini sebaiknya tidak digunakan untuk pengobatan tumor invasive yang telah memasuki dinding kandung kemih dimana terapi sistemik atau operasi lebih tepat dilakukan. Epirubisin juga telah berhasil diberikan secara Intravesikular sebagai zat profilaksis setelah transurethral resection pada tumor superfisial untuk mencegah kambuh.
Hal-hal berikut dapat digunakan sebagai petunjuk: untuk terapi, 1 minggu sekali selama 8 minggu pemberian 50 mg/50 ml (dilarutkan dalam larutan salin atau air destilasi steril). Jika terjadi toksisitas lokal (chemical cystitis), disarankan pengurangan dosis sampai 30 mg/ 50 ml.
Untuk carsinoma-in-situ. tergantung pada toleransi individual pasien. Dosis dapat ditingkatkan sampai 80 mg/50 ml. Jadwal pengobatan yang biasa digunakan untuk pencegahan, 1 minggu sekali selama 4 minggu pemberian 50 mg/50 ml dan setelah 11 bulan diberikan dosis yang sama.
Larutan harus ditahan secara intravesikal selama 1 jam. Untuk mencegah pencampuran dengan urine, pasien disarankan untuk tidak minum dalam waktu 12 jam sebelum pemberian. Selama pemberian, pasien harus digerakkan sesekali dan diharuskan untuk buang air besar pada akhir pemberian.

OVERDOSIS
Dosis tunggal Epirubisin yang sangat tinggi kemungkinan dapat menyebabkan degenerasi miokardial akut dalam waktu 24 jam dan mielosupresi berat dalam waktu 10 - 14 hari. Sebaiknya dilakukan penanganan yang bertujuan untuk membantu pasien selama periode tersebut dan melakukan beberapa pengukuran seperti transfusi darah dan reverse barrier nursing.
Delayed cardiac failure telah terjadi dengan penggunaan antrasiklin sampai dengan 6 bulan setelah overdosis. Pasien harus diawasi dengan cermat dan jika terdapat gejala gagal jantung, harus dirawat terus menerus dengan cara yang lazim.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

KEMASAN
Dus isi 1 vial @ 5 mL.
No. Reg.: GKL1222251043A1

PENYIMPANAN
Simpan pada suhu 2° -8°C, terlindung dari cahaya.
Jangan dibekukan.

Dibuat oleh:
PT SANBE FARMA
Bandung - Indonesia

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔